Menurut LEK consulting, FMCG Indonesia menjadi salah satu penopang perekonomian negara, karena 65% penjualan ritel berasal dari bisnis FMCG. Namun, hal ini tidak didukung oleh proses bisnis yang simpel. FMCG memiliki proses bisnis yang panjang dan melibatkan banyak pihak.
Secara proses, FMCG Indonesia melibatkan banyak pihak. Mulai dari toko kelontong dan online shop yang semakin banyak serta kehadiran minimarket & supermarket di Indonesia yang mewarnai keberagaman pihak yang ada dalam dunia tersebut. Sayangnya, keberagaman tersebut tidak dapat dinilai sebagai sebuah nilai positif karena membuat interaksi antar pihak menjadi lebih kompleks.
Baca juga: 4 jenis fraud yang terjadi dalam manajemen piutang usaha
Setiap pihak dalam FMCG Indonesia saling bergantung
Interaksi bisnis terjadi antar pihak dalam pemesanan barang. Jika salah satu pihak terputus, maka bisa dipastikan aliran rantai pasok yang ada akan terhambat. Hal ini menjadi salah satu ciri khas FMCG, dimana setiap pihak saling bergantung satu sama lain. Selain itu, mereka juga dipengaruhi oleh daya beli konsumen yang cenderung fluktuatif.
Melihat hal tersebut, pihak produsen FMCG perlu menjalin hubungan yang baik dengan para pembelinya. Dengan begitu, proses pembelian dan pengiriman barang dapat tersalurkan dengan baik. Selain itu, proses ini juga dipengaruhi oleh pembayaran distributor kepada pihak produsen. Semakin lancar proses pembayaran, maka proses bisnis mampu berjalan dengan baik.
Kenyataannya, hal ini tidak sejalan dengan kenyataan. Paper.id sudah melakukan riset terhadap salah satu klien kami, distributor nasional ternama dengan 3000 toko ritel aktif yang melakukan aktivitas pembelian secara berkala. Sang distributor mengalami kesulitan dalam melunasi pembayaran kepada produsen, padahal mereka telah diberikan tempo pembayaran. Acapkali, mereka membayarnya melebih tenggat waktu yang telah ditentukan. Selain itu, pihak ritel juga acapkali melakukan pembayaran setelah jatuh tempo. Bagaimana cara mitigasi yang tepat untuk mengatasinya?
Baca juga: 3 cara agar bisnis Anda dibayar lebih cepat
Penerapan teknologi digital melalui Paper.id
Sebagai solusi untuk pembayaran transaksi, Paper.id dapat membantu interaksi antar pelaku bisnis menjadi lebih mudah dengan fitur e-invoicing. Dengan begitu, mulai dari pihak ritel hingga keatas dapat melakukan komunikasi serta pengiriman dokumen bisnis melalui PaperChain.
Dengan transaksi e-invoicing, segala data transaksi akan tercatat dan tervalidasi secara otomatis. Hal ini membantu Anda dalam mendapatkan akses pendanaan untuk mendapatkan pembayaran invoice di awal. Layanan ini telah berizin OJK dan telah bekerjasama dengan beragam institusi keuangan terkemuka di Indonesia seperti Bank Jago, Modalku, Alami, KoinWorks, dan Investree. Selain itu, Paper.id juga memiliki solusi lainnya berupa rekonsiliasi otomatis yang dapat mengubah status pembayaran menjadi paid ketika telah dibayar oleh mitra Anda.
Paper.id juga memiliki beragam fitur lainnya yang telah membantu banyak pengusaha FMCG Indonesia berkembang. Cari tahu lebih lanjut bagaimana Paper.id dapat membantu distributor FMCG ternama dengan 60 cabang serta 300.000 ritel bisa mendapatkan operasional yang lebih efisien melalui whitepaper yang bisa Anda download GRATIS DISINI!