Taktik Perusahaan Dalam Menjaga Kestabilan Working Capital Selama Pandemi

Taktik Perusahaan Dalam Menjaga Kestabilan Working Capital Selama Pandemi

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Working capital atau modal kerja dihitung dengan mengurangkan kewajiban lancar dari aset lancar, seperti yang tercantum di neraca perusahaan. Aktiva lancar meliputi kas, piutang, dan persediaan. Kewajiban lancar meliputi utang usaha, pajak, upah dan bunga yang terutang.

Mengapa working capital penting untuk bisnis Anda? 

Modal kerja digunakan untuk mendanai operasi dan memenuhi kewajiban jangka pendek. Jika sebuah perusahaan memiliki modal kerja yang cukup, ia dapat terus membayar karyawan, pemasoknya dan memenuhi kewajiban lain, seperti pembayaran bunga dan pajak, bahkan jika menghadapi tantangan arus kas. 

Baca juga: 5 cara mutakhir dalam menjaga perputaran arus kas bisnis

Working capital juga dapat digunakan untuk mendanai pertumbuhan bisnis tanpa menimbulkan hutang. Jika perusahaan memang perlu meminjam uang, menunjukkan modal kerja yang positif dapat mempermudah memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman atau bentuk kredit lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah ukuran likuiditas perusahaan, efisiensi operasional, dan kesehatan keuangan jangka pendek. Jika sebuah perusahaan memiliki working capital positif yang cukup besar, maka ia harus memiliki potensi untuk berinvestasi dan tumbuh. Jika aset lancar perusahaan tidak melebihi kewajiban lancarnya, maka perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk menumbuhkan atau membayar kembali kreditur, atau bahkan bangkrut.

Keuntungan Modal kerja bagi perusahaan semasa pandemi

Working capital dapat membantu memperlancar fluktuasi pendapatan. Dengan working capital yang memadai, perusahaan dapat melakukan pembelian ekstra dari pemasok untuk mempersiapkan bulan-bulan sibuk sambil memenuhi kewajiban keuangannya selama periode di mana pendapatannya berkurang. 

Misalnya, pengecer dapat menghasilkan 70% dari pendapatannya pada bulan Oktober dan November, tetapi perlu menutupi pengeluaran, seperti sewa dan penggajian, sepanjang tahun. Dengan menganalisis kebutuhan working capital, perusahaan dapat memastikan memiliki cukup dana untuk persediaan sebelum bulan Oktober dan mempekerjakan pekerja sementara untuk musim sibuk sambil merencanakan berapa banyak staf permanen yang dapat didukungnya.

Pandemi COVID-19 membuat banyak perusahaan mengalami gangguan permintaan atau sisi penawaran yang telah mengurangi aliran produk serta aliran uang tunai dan kredit. Hal ini dibuktikan dengan survei modal kerja yang telah merinci dampak pandemi pada kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan dana atau pendapatan dari pelanggan, membayar pemasok, dan mengelola inventaris. 

Perubahan besar dalam kinerja modal kerja juga sangat dirasakan seperti halnya penurunan pendapatan dan harga pokok penjualan di banyak industri yang mempengaruhi kinerja modal kerja secara keseluruhan, seperti perusahaan yang secara dramatis memperlambat pembayaran kepada pemasok  serta permintaan yang terganggu dan produk yang tidak terjual mendorong persediaan ke tingkat yang lebih tinggi.

Survei tersebut juga memeriksa empat metrik modal kerja utama seperti Days Sales Outstanding (DSO), Days Inventory Outstanding (DIO), Days Payables Outstanding (DPO) dan Cash Conversion Cycle (CCC). 

Pergeseran modal kerja terbesar diketahui terletak pada  DPO, Survei tersebut menemukan bahwa perusahaan biasa pada saat ini membutuhkan lebih dari 62 hari untuk membayar pemasok, hal ini merupakan  rentan waktu tertinggi sepanjang masa menurut penelitian. Oleh karena itu dalam hal ini likuiditas menjadi sangat penting untuk suatu perusahaan dalam menanggapi pandemi. 

Baca juga: Pandemi buat perusahaan F&B tunda pembayaran, ini solusinya bagi supplier

Taktik perusahaan untuk menunda pembayaran selama pandemi 

Disamping itu banyak perusahaan memaksa pemasok mereka untuk mengambil perpanjangan jangka waktu 30 hari. Tetapi beberapa perusahaan mampu mendukung pemasok yang lebih lemah untuk melindungi rantai pasokan mereka. Di sisi persediaan perusahaan di banyak industri diketahui telah mengalami penurunan pendapatan yang dramatis, dan merespons dengan mengkonsolidasikan penawaran mereka.

Sebuah perusahaan yang memiliki modal kerja positif jika memiliki cukup uang tunai, piutang dan aset likuid lainnya maka perusahaan tersebut akan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya, seperti hutang dan hutang jangka pendeknya terutama saat menghadapi masa pandemi seperti sekarang ini. 

Sebaliknya, pada perusahaan  yang memiliki modal kerja negatif jika tidak memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Perusahaan dengan modal kerja negatif tersebut mungkin mengalami kesulitan membayar pemasok dan kreditur serta akan kesulitan mengumpulkan dana untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Jika situasinya berlanjut, pada akhirnya mungkin terpaksa ditutup.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Total
0
Share